Selasa, 22 Desember 2009

PANGERAN SINGA JURU


Pangeran Singa Juru adalah Raja pertama yang memerintah daerah Ranau, yaitu sebuah daerah di Kecamatan Banding Agung, Kabupaten OKU, Sumsel. Setelah ada pemekaran beberapa tahun ini. Daerah Ranau terbagi menjadi 3 kecamatan yaitu kecamatan Banding Agung, Buay Pematang Ribu, dan Warkuk.


Pangeran Singajuru adalah Raja yang memerintah seantero Ranau dan keturunan lurusnya sampai saat ini tetap dianggap sebagai raja (dalam bahasa Ranau: Sai Batin) dan Tutukan (Panutan) bagi masyarakat Ranau.


Seiring perkembangan zaman mulai dari era setelah kemerdekaan sampai ke pemerintahan saat ini, keturunan lurus Pangeran Singajuru memiliki status sebagai Raja Adat bukan sebagai Raja yang layaknya mempunyai kekuasaan secara legitimasi atau administrasi.


Dari Keturunan Pangeran Singajuru yang menonjol adalah Tamong Dalom (sebutan/panggilan kehormatan untuk kakek di keluarga keturunan raja) alm. H. Muhammad Muslimin, gelar Suntan Singa Juru I yang pernah menjabat sebagai Kapoltabes Palembang dan Bupati OKU, Sumsel, periode 1968 - 1978 (sumber: http://www.okukab.go.id/sejarah.html) dengan pangkat Letnan Kolonel Polisi di era Orde Baru.


Sedangkan anak cucu beliau saat ini lebih banyak berdomisili di Jakarta, dan rata-rata sudah sukses (masuk kategori masyarakat kelas atas) dengan berbagai profesi yaitu Politisi, Pengacara, Dokter, dan ada beberapa yang menjabat sebagai Direksi di BUMN dan perusahaan besar seperti Bakrie, dll.


Karena keterbatasan sumber, penulis belum bisa mengupas lebih dalam tentang Pangeran Singajuru. Sejarah tersebut penulis dapatkan dari alm. kakek saya yaitu Hasbini Ramli (adok Raja Sakti) yang dulu pernah menjabat menjadi Kriyo (Kepala Desa) Jepara Ranau, dan menjabat sebagai Pembarap (wakil Pesirah, setara dengan Wedana zaman Belanda) di Marga Ranau.


Oleh karena itu mohon bantuan dari semua anak-anak Ranau untuk menambahkan tulisan ini via email ke

deranau@yahoo.com

Format MS.Word



Achmad Ramlan Wachyudi
(Rama)
0815 18 550 19 / 021 90 52 1881
Adok: Batin Cempaka
Anak dari: Lamtana (adok: Radin Inton)
Cucu dari: alm. Hasbini Romli (adok: Raja Sakti)

--------------------------------

Berikut SILSILAH asal muasal PANGERAN SINGAJURU, saya dapat dari email atas nama DIANDRA NATAKEMBAHANG (diandra.natakembahang@gmail.com), tgl 23 Desember 2009
(Pangeran Singajuru ada di nomor 9)

SILSILAH PAKSI BUWAY BEJALAN DIWAY

  1. Umpu Bejalan Diway, Beliau adalah Pendiri Paksi Buay Bejalan Diway memerintah dan dimakamkan di Puncak, Sukarami Liwa
  2. Ratu Tunggal, memiliki tiga orang anak
  3. Kun Tunggal Simbang Negara, bersaudara dengan Menang Pemuka yang bergelar Ratu Dipuncak yang kemudian pindah ke Bukit Kemuning dan menurunkan jurai Abung. Ratu Dipuncak memiliki empat orang putra yaitu Unyi, Unyai, Subing dan Nuban yang merupakan keturunan Paksi Buay Bejalan Diway serta lima Marga lainnya yaitu Anak Tuha, Selagai, Beliyuk, Kunang dan Nyerupa yang merupakan keturunan dari tiga Paksi lainnya sehingga menjadi Abung Siwo Mego.
  4. Ratu Mengkuda Pahawang, memiliki tiga orang anak
  5. Puyang Rakian, dua orang saudaranya yaitu Puyang Naga Brisang menurunkan jurai Pakuan Ratu Way Kanan dan Puyang Rakyan Sakti yang menurunkan Marga Ngambur
  6. Puyang Raja Paksi, memiliki dua orang saudara
  7. Dalom Sangun Raja,
  8. Raja Junjungan, beliau memindahkan pusat pemerintahan dari Puncak Sukarami Liwa ke Negeri Ratu Kembahang. Raja Junjungan memiliki empat orang anak.
  9. Ratu Menjengau, memerintah dan dimakamkan di Negeri Ratu Kembahang. Tiga saudaranya yaitu Muda Pusaba Razil tinggal di Padang Dalom, Batin Pikulan Sanusi tinggal di Kesugihan Liwa, Pangeran Singa Juru menurunkan Marga Batang Ribu Ranau dan menjadi Pesirah di Jepara Ranau
  10. Pangeran Siralaga, memiliki tiga orang anak
  11. Dalom Suluh Irung, Istrinya dari Lamban Gedung Kenali Paksi Buay Belunguh anak dari Pangeran Jaya di Lampung. Dua Saudaranya yang lain yaitu Radin Bangsawan tinggal dan menjadi Dalom di Merpas Bengkulu Selatan, Adipati Raja Ngandum terus ke Kubang Brak dan menurunkan Jurai Sanggi Semaka.
  12. Pangeran Nata Marga, pernah mengadakan perjanjian dengan Inggris pada13 Maret 1799. Saudaranya Raja Alam Tegi Bunak tinggal dan menjadi Dalom di Kalianda.
  13. Pangeran Raja di Lampung, tidak pernah jadi pasirah. Saudaranya yaitu Raja Petani adalah Jurai Lamban Balak Negeri Ratu Kembahang.
  14. Raden Intan Gelar Pangeran Jaya Kesuma I, menjadi Pesirah dengan Besluit Tertanggal 21 Des 1834. Pangeran Jaya Kesuma memiliki tiga orang Putera.
  15. Kasim Gelar Pangeran Paku Alam, menjadi Pesirah dengan Besluit tertanggal 1 Agustus 1871. Dua Saudaranya yaitu Radin Mulya yang merupakan Jurai Lamban Bandung, Negeri Ratu Kembahang dan Zanurin Raja Syah yang tinggal di Kesugihan Baru.
  16. Dalom Raja Kalipah Gelar Pangeran Puspa Negara I, menjadi Pesirah dengan Besluit tertanggal 5 Mei 1881. Saudara dari Pangeran Puspa Negara I adalah Radin Ngambapang, Radin Nurjati, Maulana Bahuan, Harmain Gedung Tukas dan Narsyiah yang menjadi Ratu Marga Ngambur. Istri Pangeran Puspa Negara I dari Pedada Krui dan memiliki enam orang anak.
  17. Ahmad Siradj Gelar Pangeran Jaya Kesuma II, menjadi Pesirah dengan Besluit tertanggal 27 Oktober 1914. Istri dari Pangeran Jaya Kesuma II adalah anak dari Pangeran Haji Habiburrahman, Paksi Buay Pernong.
  18. Siti Asma Dewi Gelar Ratu Kemala Jagat, karena Ratu Kemala Jagat adalah seorang Wanita maka yang memerintah sebagai Suntan Paksi dan Pesirah adalah Suaminya yaitu Abdul Madjid Gelar Suntan Jaya Indra yang menjadi Pesirah dengan Besluit tertanggal 12 Juli 1939. Suntan Jaya Indra merupakan anak dari Pangeran Indra Natadisukau, Paksi Buay Nyerupa.
  19. Azrim Puspa Negara Gelar Pangeran Jaya Kesuma III.
  20. Selayar Akbar

Kembahang, Agustus 1984


Darwis H.A.

----

kembali ke Artikel lainnya

--